Tentu kita semua mengetahui kisah ashabul fiil/pasukan bergajah yang dipimpin oleh raja abrahah dan akan menghancurkan ka’bah, Kisah ini tercantum jelas dalam QS Al Fiil.
Topik bahasan kita kali ini adalah tentang burung yang meluluh lantakkan pasukan bergajah pimpinan Abrahah. Sebagaimana biasanya, kami hanya membahas dari aspek bahasa Arab saja.
Banyak pihak yang sering mengkaitkan kisah ini dengan Burung Ababil sebagaimana dalam QS Al Fiil ayat 3 :
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3)
Dan Dia mengirimkan kepada mereka (pasukan bergajah itu) burung Ababil
Apakah benar, burung tersebut bernama Ababil ?
Dalam kamus Al Ma’any, kata أبَابِيلُ memiliki makna sebagai berikut :
أبَابِيلُ: (اسم)
الفِرَقُ ( جَمْعٌ لاَ وَاحِدَ لَهُ ) الفيل آية 3 وَأرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْراً أَبَابِيل ( قرآن ) : سِرْباً وَرَاءَ سِرْبٍ ، مُتَتَابِعَةً ، مُتَجَمِّعَةً
Definisi tersebut lebih kurang nya sebagai berikut :
👉 lafadz أبَابِيلُ merupakan isim ghoyru munshorif / kata benda yang tidak berakhiran tanwin.
Sebagaimana yang ada pada QS Al Fiil ayat 3 dimana tertulis أَبَابِيلَ dengan satu fathah, dan bukan fathatain
👉 kata أبَابِيلُ merupakan جَمْعٌ لاَ وَاحِدَ لَهُ yakni kata jamak yang tidak ada bentuk mufrod/tunggalnya
👉 Makna dari kata أبَابِيلُ adalah :
1️⃣ Memiliki arti فِرَقُ (jamak dari فِرْقَةٌ) yakni berbagai kawanan/kelompok
2️⃣ Bermakna سِرْباً وَرَاءَ سِرْبٍ yakni sekelompok/sekawanan sesuatu di belakang kelompok/sekawanan yang lainnya
3️⃣ memiliki arti مُتَتَابِعَةً yakni sesuatu yang berturut-turut, tak terputus-putus, terus-menerus
4️⃣ Bermakna مُتَجَمِّعَةً yakni sesuatu yang berkerumun/ berkumpul
✍️ Kata no 3 dan 4 berjenis mu’annats/wanita karena terkait dengan bentuk jamak untuk isim ghoyru aqil/kata benda yang tidak berakal
Dengan demikian dari definisi pada kamus di atas, kata أبَابِيلُ lebih tepat mengartikanya sebagai sekelompok/sekawanan burung yang susul menyusul di belakang sekawanan burung lainnya secara tidak terputus-putus dan berkerumun
Apabila kata أبَابِيلُ merupakan nama jenis burung, maka lazimnya akan langsung tertulis saja sebagaimana dalam 2 ayat berikut :
فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ
Kemudian Alloh menyuruh غُرَابًا (seekor burung gagak) menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya….. (QS Al-Ma’idah : 31)
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ
Dan dia (Nabi Sulaiman) memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat * الْهُدْهُدَ / hud-hud*, apakah dia termasuk yang tidak hadir (QS An-Naml : 20)
Dengan demikian, jika Ababil adalah nama jenis burung, maka cukup dituliskan أَبَابِيلَ saja tanpa menggunakan lafadz طَيْرًا
Penjelasan dalam ibnu katsir
Hal ini juga sesuai dengan Tafsir Ibnu Katsir :
- Menurut ibnu hisyam “Ababil” berarti kawanan dan orang Arab tidak menggunakan kata ini dalam bentuk mufrod/tunggal
- Sedangkan pendapat Ibnu ‘Abbas & Adh Dhahhak mengatakan “Ababil” berarti sebagian mengikuti sebagian lainnya
- Al Hasan al Bashri dan Qatadah mengemukakan bahwa “Ababil” berarti yang sangat banyak
- Ibnu Zaid mengatakan “Ababil” berarti yang berbeda-beda, yang datang dari semua penjuru
Lalu bagaimana kedudukan kata أَبَابِيلَ dalam kalimat tersebut ?
Dalam kitab I’rob Al Qur’anul Kariim, Dr. Mahmud Sulaiman Yaqut menjelaskan bahwa kata أَبَابِيلَ merupakan na’at/kata sifat yang pertama untuk طَيْرًا. Adapun na’at yang kedua berada di ayat selanjutnya.
Dengan demikian, secara ringkasnya, ayat tersebut lebih tepat dimaknai dengan :
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3)
Dan Dia mengirimkan kepada mereka (pasukan bergajah itu) burung yang berbondong-bondong (QS Al Fiil : 3)
الله أعلم