Salah satu kitab Nahwu (untuk kalangan pemula) yang paling masyhur pada kalangan santri ialah kitab
“المقدمة الآجُرُّومية في مبادئ علم العربية”
atau yang populer dengan sebutan “Matn Al-Jurumiyyah”.
Terbukti sudah banyak ulama’ yang memberikan penjelasan dan komentar (membuat syarh) atas kitab ini, seperti yang dilakukan oleh Syeikh Al-Kafrowi, Syeikh As-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan dan yang lainnya.
Sebagian ulama’ yang lain bahkan menyusunnya kembali menjadi nadham, seperti yang Syeikh Syarofuddin Al-Imrithi lakukan. supaya lebih mudah menghafalkannya.
Kitab jurumiyah adalah karya seorang Ulama’ ahli tata bahasa yang bernama *Syeikh Abu Abdillah Muhammad ibn Muhammad ibn Dawud as-Shonhaji* atau yang lebih terkenal dengan panggilan Ibn Ajurrumi.
Beliau lahir dari kota Fes, Maroko. Beliau hidup antara tahun 672 – 724 H.Diceritakan bahwa *beliau dalam mengarang kitabnya ini, yakni Matn Al-Jurumiyah, selalu menghadap ke Qiblat.*
Alkisah bahwa setelah beliau menyelesaikan karya tulisnya ini, beliau lempar kitab tersebut ke laut sembari berkata:
“Jika (karyaku) ini murni karena Alloh, maka kitab ini tidak akan basah (tintanya tidak luntur)”.
Subhanalloh, kitab tersebut benar-benar utuh sehingga bisa kita bisa menikmati serta mempelajarinya hingga sekarang ini.
Dan yang menarik pula, kitab ini tidak hanya mengandung teori nahwu belaka, tetapi untaian kalamnya mempunya makna shufi (tasawwuf) pula.
Adalah Syeikh Ibn Ajibah, penulis kitab Iqodzul Himam Syarh Al-Hikam dan Tafsir Bahrul Madid, mampu menafsirkan dan mensyarahi kitab Jurumiyah ini dengan versi shufi/isyari.
Kemudian Syeikh Abdul Qodir al-Kuhani menata ulang kembali kitab tasawuf tersebut dalam karyanya, yaitu Munyatul Faqir al-Mutajarrid wa Sirotil Murid Al-Mutafarrid.
Wallohu a’lam
baca juga keberkahan kitab azzubad dan rahasia keberkahan kitab taqrib.